Olahan Jamur Tiram Crispy

Panduan Membuat Jamur Tiram Crispy
Olahan jamur yang satu ini sangat terdengar familiar bagi keluarga Indonesia. Rasanya yang enak dan lezat dapat meningkatkan nafsu makan setiap orang. Yuk kita buat jamur tiram crispy sendiri.

Bahan:

  • 1 Kg Jamur Tiram
  • 1 Kg Tepung Terigu
  • 4 Sendok teh Baking Powder

Bumbu

  • 1 Bungkus Lada Bubuk
  • Garam Secukupnya
  • Bawang Secukupnya (dihaluskan)

Cara Membuat

  1. Jamur disuwir – suwir, cuci dan tiriskan
  2. Rendam dengan garam dan diamkan selama + 5 menit, cuci dan tiriskan
  3. Ayak terigu, campur dengan baking powder, lada bubuk dan garam
  4. Masukan jamur kedalam campuran terigu sampai rata
  5. Goreng sampai kuning kecoklatan
  6. Angkat dan tiriskan
  7. Dan siap disajikan

Selamat mencoba

Cara Membuat Pestisida Nabati Pengendali Wereng

Cara Membuat Pestisida Nabati Pengendali Wereng
Hama wereng merupakan salah satu hama yang kerap kita jumpai pada tanaman padi. Pada kali ini, kita akan memepelajari pembuatan pestisida nabati untuk mengendalikan hama wereng. Selain mudah dibuat, pestisida nabati cenderung lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pestisida non nabati.

Ada dua cara mudah untuk membuat pestisida nabati, yaitu:
  • Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak
  • Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta atau tepung
Berikut ini beberapa metode pembuatan pestisida nabati dari beberapa macam bahan:

1. Ekstrak Nimba

OPT sasaran:

wereng batang coklat, penggerek batang, dan nematode

Bahan dan alat:
  1. Air 1 liter
  2. Alcohol 70% 1 cc
  3. Biji nimbi 50 gr
  4. Penumbuk/penghalus
  5. Baskom/ember
  6. Sprayer
Cara membuat:
  1. Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan alcohol
  2. Encerkan dengan 1 liter air
  3. Larutkan diendapkan semalam lalu disaring
  4. Larutan siap diaplikasikan ke tanaman
  5. Serangga akan mati setelah 2 – 3 hari

2. Ekstrak Daun Sirsak

OPT sasaran:

wereng batang coklat

Bahan:
  1. 50 lembar daun sirsak
  2. Satu gemgam (100 gr) rimpang jaringau
  3. Satu suing bawang putih
  4. Sabun colek 20 gr
Cara membuat:
  1. Daun sirsak, jaringau, dan bawang putih di haluskan
  2. Seluruh bahan dicampur dan direndam dengan air selama 2 hari
  3. Larutan disaring
  4. Untuk aplikasi 1 liter larutan dicampur dengan 10 – 15 liter air
  5. Larutan siap diaplikasikan

3. Ekstrak Sirtem (Sirih dan Tembakau)

OPT sasaran:

Belalang dan ulat

Bahan:
  1. 50 lembar daun sirsak
  2. 5 lembar daun tembakau atau satu genggam tembakau
  3. 20 liter air
  4. 20 gr sabun colek/detergen
Cara membuat:
  1. Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk halus
  2. Bahan dicampur dengan air dan diaduk hingga rata
  3. Bahan didiamkan selama satumalam
  4. Larutan disaring kemudian diencerkan (ditambah dengan 50 – 60 air)
  5. Larutan siap digunakan

4. Ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas, Serai)

OPT sasaran:

hama/penyakit secara umum

Bahan:
  1. 8 kg daun nimba
  2. 6 kg lengkuas
  3. 6 kg serai
  4. 20 gr sabun colek /detergen
  5. 20 liter air
Cara membuat:
  1. Daun nimbi,lengkuas dan serai dihaluskan
  2. Bahan yang telah halus dilarutkan dalam 20 liter air
  3. Didiamkan selama satu malam
  4. Larutan disaring dan diencerkan dengan 60 liter air
  5. Larutan siap diaplikasikan untuk 1 ha lahan

5. Ekstrak Gatem (Gadung dan Tembakau)

OPT sasaran:

wereng hijau, wereng batang coklat

Bahan:
  • 1 kg gadung
  • 1 ons tembakau
  • Air secukupnya
Cara membuat:
  1. Gadung dikupas, dicuci dan diparut.
  2. Hasil parutan ditamban dengan 3 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
  3. Tembakau direndam dalam 2 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
  4. Kedua bahan dicampur dan diaduk hingga tercampur merata
  5. Bahan disaring
  6. Ekstrak Gatem diencerkan dengan dosis 2 – 2.5 gelas untuk 1 tangki sprayer.

6. Ekstrak Gadung

OPT sasaran:

walang sangit dan ulat-ulat hama padi

Bahan:
  1. 1 kg gadung
  2. Air secukupnya
Cara membuat:
  1. Gadung dikupas, dicuci, dan diparut lalu diperas dengan kain bersih
  2. Air perasan itulah yang mengandung racun dengan dosis 5 – 10 ml /liter air.
  3. Kocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
  4. Larutan disemprotkan ke lahan.
  5. Serangga mati dalam 1 – 2 jam, ulat mati dalam 5 – 6 jam

7. Ekstrak Gatubrotemsi (Gadung, Tuba, Brotowali, Sirih)

OPT sasaran:

ulat-ulat padi, walang sangit, dan kepinding tanah

Bahan:
  1. 1 kg gadung
  2. 1 ons tembakau
  3. 1 potong akar tuba/jenu
  4. 1 genggam daun sirih
Cara membuat:
  1. Gadung dikupas, dicuci dan diparut
  2. Tuba dan brotowali dipotong dan ditumbuk
  3. Daun sirih diremas-remas dan ditambah dengan 3 liter air
  4. Tembakau dipotong-potong dan ditumbuk
  5. Semua bahan dicampur, dimasukkan ke dalam panci dan direbus hingga mendidih, didinginkan dan disaring.
  6. Larutan siap digunakan dengan dosis 50-60 cc/tangki (14 liter).

Cara Membuat Pupuk Organik Cair (POC)

Cara Membuat Pupuk Organik Cair
Didalam tanah terdapat banyak organisme pengurai, baik makro maupun mikroorganisme. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerjasama mikroorganisma pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisma tanah dalam proses penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk organik. Sisa tumbuhan dihancurkan oleh mikroorganisma dan unsur-unsur yang sudah terurai diikat menjadi senyawa (amonium dan nitrat).

Kemudian senyawa tersebut larut dalam air sehingga mudah diabsorsi oleh akar tanaman. Beberapa mikroorganisma penting yang berperanan dalam penguraian seperti ganggang, fungi, actinomycetes dan beberapa bakteri penting lainnya. Makroorganisme berperan dalam menstranlokasikan atau mencerna bahan organik dari bentuk kasar menjadi lebih halus.

Yang tergolong makroorganisme seperti cacing tanah, semut, milipoda, tungau dan centipoda. Cacing tanah termasuk makroorganisma yang mempunyai peranan penting, selain dapat mencerna bahan organik, kotoran cacing tanah banyak mengandung natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan posfor (P) tersedia. Salah satu bahan organic yang sering digunakan sebagai pupuk organic bagi petani yang ada di Kabupaten Tabanan, Bali adalah kotoran sapi, sebagai pupuk organic padat, dan urine sapi yang diproses menjadi bio urine.

Cara pengolahan urine sapi menjadi pupuk organic cair dapat dilakukan secara sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Bahan yang dibutuhkan :

  • 1 (Satu) drum plastic urine dengan kapasitas 150 liter
  • Tetes Tebu/Molasses 1 ltr
  • Empon-empon (Temulawak
  • Temuireng
  • Kunyit
  • Laos
  • Kunci dll) 5 kg
  • EM4 yang berperan sebagai starter fermenter.

Cara membuatnya yaitu :

  1. EM4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter lalu dituangkan ke dalam drum yang telah berisi urine
  2. Empon-empon dihancurkan dan dimasukan ke dalam drum
  3. Setelah tercampur antara urine dan bahan-bahan tersebut kemudian urine diaduk sampai rata selama 15 menit, kemudian drum plastic ditutup rapat
  4. Lakukan pengadukan setiap hari selama 15 menit dan kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh hari. Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang biasa dipakai pada aquarium untuk meniriskan urine dan dilewatkan melalui talang plastik dengan panjang 2m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan diberi pupuk bio urine tersebut. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan.

Untuk aplikasi Bio urine ini bisa disiramkan atau disemprotkan ke tanaman dengan cara penggunaan yaitu : perbandingan Bio Urine : Air, 1:2.

Untuk tanaman Padi pemberiannya biasanya diulang setiap 15 hari sampai umur tanaman padi mencapai umur 60 HST

Metode Pemupukan Tanaman Jambu Mente

Metode Pemupukan Tanaman Jambu Mente

Jambu mente merupakan salah satu komoditi unggulan pertanian yang mengalami penurunan produksi secara drastis. Penurunan produksi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kondisi iklim yang tidak menentu terutama curah hujan yang tinggi saat musim berbunga sehingga bunga gugur dan gagal menjadi buah. Olehnya itu perlu dilakukan pemupukan untuk meningkatkan ketahanan tanaman sehingga bunga tidak gugur.

Pemupukan dapat dilakukan melalui dua media yakni media tanah dan media daun. Pemupukan harus tepat jenis, waktu dan dosis. Pada beberapa kondisi tanah, pemupukan melalui tanah kurang efektif mengingat sebagian besar tanaman jambu mente tumbuh pada tanah bergamping dengan kondisi batuan permukaan >80%. Sehingga pemupukan akan lebih efektif bila melalui daun.

Pemupukan melalui daun banyak diaplikasikan ketika jambu mente sementara berbunga. Pemupukan bunga ini lebih dikenal dengan pemupukan kombinasi karena memadukan antara pupuk dengan pestisida. Penggunaan pestisida ii bertujuan untuk memberantas hama terutama ulat dan serangga pengisap tangkai bunga.

Teknik Pemupukan


  • Pemupukan jambu mente dilaksanakan melalui daun sehingga lebih dikenal dengan pemupukan kombinasi.
  • Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk cair dan lebih direkomendasikan adalah pupuk organik cair.
  • Pemupukan ini dikombinasikan dengan pemberantasan hama pengisap bunga jambu mente.
  • Hama pengisap jambu mente merupakan seranga yang mengisap tangkai bunga. Hama pengisap ini mengisap bunga pada tahap awal yakni bunga belum mekar. Kondisi ini menyebabkan bunga menjdi layu dan hitam sehingga akhirnya gugur.

Dosis dan Waktu Pemupukan


Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk cair.

Pupuk yang lazim digunakan diantaranya adalah Supertonik dan NPK cair. Sedangkan pestisida yang digunakan adalah Capture dan Vigor.

Dosis yang digunakan yakni:


  • Pupuk cair yakni 2 cc/liter air. Secara praktis setiap tutup botol pupuk baik Supertonik maupun NPK setara 10 cc, sehingga untuk handsprayer dengan volume 15 liter maka cukup tiga tutup botol pupuk cair.
  • Sedangkan untuk pestisida yakni 0.02 cc/liter air. Penggunaan pestisida ini sebaiknya dikondisikan dengan intensitas serangan serangga. Jika tidak ada gejala serangan sebaiknya jangan digunakan. Hal ini dilaksanakan guna menciptakan komoditi pertanian/jambu mente bebas pestisida kimia.
  • Pupuk cair dan pestisida sebaiknya tidak dicampur bersamaan. Tetapi dapat pula dicampur bersamaan.

Waktu Pemupukan


  • Waktu aplikasi pemupukan harus disesuaikan dengan kondisi bunga jambu mente yakni ketika bunga mente sudah mekar. Bila pemupukan dilakukan sebelumnya maka dapat merusak bunga mente. Pemupukandapat dilakukan pagi atau sore hari. Pada pagi hari sebaiknya dilakukan sebelum pukul 10.00 sedangkan pada sore hari sebaiknya setelah pupuk 16.00.
  • Frekuensi pemupukan yakni sebanyak 2x per minggu. Namun harus pula diperhatikan dengan kondisi hujan. Ketika hujan turun maka setelahnya harus dilakukan pemupukan. Hal ini dilaksanakan karena intensita serangan hama akan semakin meningkat paska hujan.

Langkah-langkah Aplikasi


Tata Kerja


  • Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
  • Pilih lokasi yang sejuk/terlindung dari cahaya langsung matahari.
  • Campurkan 1 tutup botol NPK atau Supertonik kedalam 5 liter air.
  • Kocok larutan agar terhomogenasi sehingga pupuk dan air tercampur merata.
  • Tambahkan 0.1 cc Capture atau Vigor ke dalam larutan pupuk tadi.
  • Kocok pula agar tercampur merata. Pada saat pencampuran baik pupuk maupun pestisida sebaiknya menggunakan masker agar tidak adan bahan kimia yang terhirup.
  • Setelah itu larutan pupuk kombinasi siap digunakan.

Tahap Aplikasi


Aplikasi pupuk kombinasi jambu mente pada prinsipnya sangatlah muda untuk dilakukan yakni cukup disemprotkans aja larutan pupuk kombinasi ke permukaan bunga mente. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika aplikasii dilakukan yakni :

  • Pemupukan harus mengikuti arah angin. Maksudnya adalah agar larutan pupuk tidak mengenai tubuh.
  • Tekanan larutan harus diatur, yakni jangan terlalu keras mengenai permukaan bunga. Jika terlalu keras dapat menyebabkan bunga gugur.
  • Mengingat jangkauan handsprayer yang terbatas pada ketinggian tertentu (maksimal 4 m dari tanah) maka untuk jambu mente dengan umur di atas 15 tahun tidak akan terjangkau. Olehnya itu, untuk jambu mente dengan umur tersebut maka handsprayer harus dimodifikasi agar jangkauannya tinggi.
  • Pemupukan kombinasi ini dapat meningkatkan hasil 3x lipat dari tanpa perlakuan. Berdasarkan hasil uji lapangan, produksi jambu mente dapat mncapai 3.6 ton/ha. Pemupukan kombinasi ini perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lanjutan mengingat penggunaan pestisida kimia dalam memberantas hama jambu mente.

Memberi perlakuan pemupukan yang tepat dan berimbang pada tanaman jambu mete dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jambu mente

Selamat mencoba

pangan-lokal-dari-yogyakarta-untuk-indonesia


Perubahan Iklim Picu Penyebaran Hama | Hijauku.com - Situs Hijau Indonesia

zwani.com myspace graphic comments